Kamis, 22 September 2011

SUARA TUHAN


Seorang pria muda tengah mengikuti Studi Alkitab hari rabu malam. Pendeta sedang membagikan pengalaman tentang mendengarkan Allah dan mematuhi suara Tuhan.
Pria muda itu tidak tahan namun berpikir,"Apa Tuhan masih berbicara pada orang-orang?" Setelah acara selesai, ia pergi keluar bersama beberapa teman untuk ngopi dan makan kue dan mendiskusikan pengalaman pendeta tadi. Beberapa teman lain berbicara tentang bagaimana Tuhan memimpin mereka dengan cara yang berbeda.
Kira-kira jam 10, ketika pria muda itu mulai mengendarai mobilnya untuk pulang. Sambil duduk dijok mobilnya, ia mulai berdoa, "Tuhan... jika Engkau masih berbicara pada orang-orang, bicaralah padaku, aku akan mendengarkan, aku akan lakukan yang terbaik untuk mematuhinya".
Sementara ia mengendarai ke jalan raya dikota, tiba-tiba ia mempunyai pikiran yang sangat aneh untuk berhenti dan membeli segalon susu. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata lantang, "Tuhan, Engkaukah itu?" Ia tidak mendapat jawaban dan mulai meneruskan perjalanan pulang. Tapi sekali lagi dipikirannya, beli 1 galon susu. Pria muda itu berpikir tentang Samuel dan bagaimana ia tidak mengenali suara Tuhan, dan bagaimana ia berlari mendapati Eli.
"Baik Tuhan, seandainya itu Engkau, saya akan beli susunya"
Sepertinya tidak sulit untuk sebuah ujian kepatuhan, karena ia selalu dapat memakai susu itu. Iapun berhenti dan membeli segalon susu dan meneruskan perjalanan pulang. Sementara ia menelusuri persimpangan jalan Seventh, ia kembali merasa ada keinginan besar dihatinya, "Belok ke jalan itu".
Ini gila pikirnya, ia terus mengendarai melewati persimpangan itu. Kemudian, ia merasa bahwa ia harus belok ke Jalan Seventh. Di persimpangan berikutnya, ia berputar kembali dan menuju ke Jalan Seventh.
Setengah bergurau, ia berkata dengan lantang,"Baik Tuhan, akan kulakukan".
Ia melewati beberapa block, ketika tiba-tiba, ia merasa harus berhenti. Ia mendekati pinggiran jalan dan melihat sekeliling. Ia berada di kota semi area perdagangan. Bukan lingkungan yang terbaik, tapi juga bukan yang terburuk. Aktivitas bisnis sudah tutup dan sebagian besar rumah terlihat gelap dan sepertinya orang-orang sudah tidur.
Kemudian, ia merasa sesuatu,"Pergi dan berikan susu itu pada orang di rumah seberang jalan". Pria muda itu menatap rumah tsb. Gelap dan sepertinya orang-orang sedang pergi atau sudah tidur. Ia mulai membuka pintu tapi duduk kembali di jok mobilnya.
"Tuhan, ini gila. Orang-orang itu sedang tidur dan jika aku membangunkannya, mereka akan marah dan aku keliatan bodoh". Lagi, ia merasa seperti ia harus pergi dan memberikan susu itu.
Akhirnya, ia membuka pintu, "Baik Tuhan, jika ini Engkau, aku akan pergi ke pintu dan aku akan memberikan susu itu pada mereka. Jika Engkau ingin aku kelihatan seperti orang gila, baiklah. Kupikir dalam beberapa kali jika mereka tidak langsung menjawab, aku pergi dari sini.
Ia menyebrangi jalan dan membunyikan bel. Ia dapat mendengar beberapa suara di dalam. Sebuah suara laki-laki berteriak,"Siapa itu? Apa maumu?" Lalu pintu dibuka sebelum pria muda itu dapat pergi.
Laki-laki itu berdiri disitu dengan berpakaian jean dan kaos. Ia keliatan baru saja turun dari tempat tidur. Ada keanehan pada mukanya dan ia tidak keliatan sangat senang mendapati tamu sedang berdiri di muka pintunya. "Apa ini?"
Pria muda itu menyorongkan galon susunya,"Ini, kubawa untukmu"
Laki-laki itu mengambil susu itu, dan berlari ke dalam rumah. Dan dari dalam rumah keluar seorang wanita membawa susunya ke dapur. Laki-laki itu mengikutinya menggendong seorang bayi. Bayi itu menangis. Airmata jatuh dari wajah laki-laki itu. Laki-laki itu mulai berkata dan setengah menangis, "Kami baru saja berdoa. Kami punya hutang banyak bulan ini dan kami kehabisan uang. Kami tidak punya susu untuk bayi kami. Aku baru saja berdoa dan minta Tuhan tunjukkan aku bagaimana mendapatkan susu".
Istrinya dari dalam dapur berteriak,"Aku minta Dia kirimkan seorang malaikat membawakannya. Apakah kamu seorang malaikat?"
Pria muda itu menggapai dompetnya dan mengeluarkan semua uang yang ada padanya dan menaruhnya dalam tangan laki-laki itu. Ia membalikkan badan berjalan ke mobilnya dan airmata mengalir di wajahnya.
Ia tahu bahwa Tuhan masih menjawab doa-doa.
Ini benar-benar nyata. Kadang-kadang hal yang paling sederhana Tuhan minta kita melakukannya karena kita. Jika kita patuh pada apa yang Dia minta, dimampukan untuk mendengar. SuaraNya lebih jelas dari waktu ke waktu. Dengarkan dan patuh! Kau (dan dunia) akan diberkati. (Fil 4:13. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku)
Hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus hidup dalamku ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar